“Bangsa Kasihan”
25MEI
Bangsa Kasihan” (Hadiah boeat Bangsakoe)
Kasihan bangsa yang mengenakan pakaian
yang tidak ditenunnya, memakan roti dari gandum yang tidak ia panen, dan
meminum anggur yang ia tidak memerasnya.
yang tidak ditenunnya, memakan roti dari gandum yang tidak ia panen, dan
meminum anggur yang ia tidak memerasnya.
Kasihan bangsa yang menjadikan orang dungu
sebagai pahlawan, dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah.
sebagai pahlawan, dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah.
Kasihan bangsa yang meremehkan nafsu dalam
mimpi-mimpinya ketika tidur, sementara menyerah kepadanya ketika bangun
mimpi-mimpinya ketika tidur, sementara menyerah kepadanya ketika bangun
Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara
kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan, tidak sesumbar kecuali di
reruntuhan, dan tidak memeberontak kecuali ketika lehernya sudah diantara
pedang dan landasan
kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan, tidak sesumbar kecuali di
reruntuhan, dan tidak memeberontak kecuali ketika lehernya sudah diantara
pedang dan landasan
Kasihan bangsa yang negarawannya serigala,
filosofnya gentong nasi, dan senimannya tukang tambal
dan tukang tipu.
filosofnya gentong nasi, dan senimannya tukang tambal
dan tukang tipu.
Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya
dengan terompet kehormatan namun
melepasnya dengan cacian, hanya untuk
menyambut penguasa baru lain dengan terompet lagi.
dengan terompet kehormatan namun
melepasnya dengan cacian, hanya untuk
menyambut penguasa baru lain dengan terompet lagi.
Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu
menghitung tahun-tahun berlalu dan orang orang kuatnya masih dalam gendongan
menghitung tahun-tahun berlalu dan orang orang kuatnya masih dalam gendongan
Kasihan bangsa yang terpecah-pecah, dan
masing-masing pecahan menganggap dirinya sebagai bangsa.
masing-masing pecahan menganggap dirinya sebagai bangsa.
(Kahlil Gibran)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar